Selasa, 31 Mei 2016

Rumusan Masalah Dalam Riset



Research?

Cara Membuat Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasanya terletak di awal laporan atau proposal dan biasanya terletak setelah latar belakang yang dijelaskan dalam laporan tersebut. Rumusan masalah digunakan untuk menjelaskan masalah atau isu yang dibahas dokumen tersebut kepada para pembaca. Secara umum, suatu rumusan masalah akan menggarisbawahi fakta-fakta dasar dari masalahnya, menjelaskan alasan masalah itu penting, dan menentukan solusi secepat dan selangsung mungkin. Rumusan masalah sering digunakan di dunia bisnis untuk kepentingan perencanaan tapi dapat juga diperlukan dalam situasi akademis sebagai bagian dari laporan yang bergaya seperti laporan atau proyek tulisan.

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.

Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.

Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif.

Adapun langkah – langkah dalam membuat suatu rumusan masalah adalah sebagai berikut :
  1. Menulis Rumusan Masalah Sendiri. Jelaskan keadaan “ideal”. Ada banyak cara yang berbeda untuk menulis rumusan masalah — beberapa sumber referensi merekomendasikan untuk langsung membahas masalah itu sendiri, sementara sumber lainnya merekomendasikan memberikan konteks latar belakang terlebih dahulu agar masalah (dan solusinya) lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca. Jika Anda begitu tidak yakin bagaimana harus memulai, pilihlah opsi kedua. Walaupun keringkasan adalah sesuatu yang harus ditujukan oleh setiap tulisan yang praktis, pemahaman yang baik lebih penting lagi. Mulailah dengan menjelaskan bagaimana seharusnya hal-hal bekerja. Sebelum Anda menyebutkan masalah Anda, jelaskan dalam beberapa kalimat bagaimana berlangsungnya hal-hal jika tidak ada masalah.
  1. Pertanggungjawabkan pernyataan Anda. Tidak peduli berapa banyak uang yang Anda klaim dikuras masalah Anda terhadap perusahaan Anda, jika Anda tidak dapat mempertanggungjawabkan klaim Anda dengan bukti yang masuk akal, Anda mungkin tidak dianggap serius. Segera setelah Anda mulai membuat klaim spesifik tentang seberapa serius masalah Anda, Anda harus mulai mendukung pernyataan Anda dengan bukti. Dalam beberapa kasus, ini mungkin dari penelitian Anda sendiri, dari data dari penelitian atau proyek terkait, atau bahkan dari sumber pihak ketiga terkemuka.
  2. Usulkan solusi. Ketika Anda sudah menjelaskan apa masalahnya dan mengapa begitu penting, lanjutkan menjelaskan bagaimana Anda mengusulkan untuk mengurusnya. Seperti dengan pernyataan awal dari masalah Anda, penjelasan solusi Anda harus ditulis agar sejelas dan seringkas mungkin. Tetaplah pada konsep-konsep besar, penting, konkret dan tinggalkan rincian kecil untuk nanti — Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk masuk ke setiap aspek kecil dari solusi yang Anda usulkan dalam badan proposal Anda.
  3. Jelaskan manfaat dari solusi. Sekali lagi, sekarang Anda sudah memberitahu pembaca Anda apa yang harus dilakukan soal masalah ini, ide yang sangat baik adalah menjelaskan mengapa solusi ini adalah ide yang baik. Karena bisnis selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan mendapatkan lebih banyak uang, Anda akan ingin fokus terutama pada dampak keuangan dari solusi Anda — biaya yang mana yang akan terkurangi, bentuk-bentuk baru dari pendapatan yang bagaimana yang akan dihasilkan, dan sebagainya. Anda juga bisa menjelaskan manfaat non-nyata, seperti kepuasan pelanggan yang meningkat, tetapi penjelasan total tidak boleh lebih panjang dari beberapa kalimat untuk satu paragraf.
  4. Simpulkan dengan meringkas masalah dan solusi. Setelah Anda telah mempresentasikan visi ideal untuk perusahaan Anda, mengidentifikasi masalah yang menhalangi Anda dari mencapai idealisme ini, dan menyarankan solusi, Anda hampir selesai. Yang tersisa untuk dilakukan adalah menyimpulkan dengan ringkasan argumen utama Anda yang memungkinkan Anda dengan mudah transisi ke dalam tubuh utama dari proposal Anda. Tidak perlu untuk membuat kesimpulan ini lagi daripada yang seperlunya — cobalah untuk menyatakan, hanya dalam beberapa kalimat, inti dasar dari apa yang telah dijelaskan dalam pernyataan masalah Anda dan pendekatan yang Anda niatkan untuk diambil dalam badan artikel.
  5. Ingat “lima W”. Rumusan masalah harus seinformatif mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin, tetapi tidak harus menyelidiki rincian kecil. Jika Anda pernah ragu-ragu tentang apa yang harus disertakan dalam rumusan masalah Anda, ide yang cerdas adalah mencoba untuk menjawab lima W (siapa/who, apa/what, di mana/where, kapan/when, dan mengapa/why), plus bagaimana/how. Mengatasi lima W memberikan pembaca Anda pengetahuan tingkat dasar yang baik untuk memahami masalah dan solusi tanpa merantau ke tingkat detail yang tidak perlu.
  6. Selalu mengoreksi kesalahan. Ini merupakan keharusan untuk semua bentuk tulisan yang serius — tidak ada draft pertama sepanjang sejarah yang tidak bisa memperoleh keuntungan dari mata yang hati-hati dan dari pengkoreksi yang baik. Setelah Anda menyelesaikan rumusan masalah Anda, bacalah dengan cepat. Apakah “alurnya” tampak benar? Apakah menyajikan ide-idenya dengan koheren? Apakah tampaknya teratur dengan logis? Jika tidak, buat perubahan ini sekarang. Saat Anda akhirnya puas dengan struktur rumusan masalah Anda, periksa ejaan, tata bahasa, dan kesalahan format.

Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
  1. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
  2. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
  3. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
  4. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
  5. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
  6. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
  7. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
  8. Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
  9. Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
  10. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
  11. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:
  1. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
  2. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
  3. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
  4. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.

Artikel lain:
http://www.maribelajarbk.web.id/2015/04/contoh-rumusan-masalah-karya-ilmiah.html

====================================================================
====================================================================

PERBEDAAN RUMUSAN MASALAH, TUJUAN MASALAH DAN PEMBATASAN MASALAH
1. RUMUSAN MASALAH.
Terdiri dari kalimat tanya dan biasanya ditulis/diketik berbentuk per point, berisi tentang hal-hal yang "dicuragai".
Contoh RUMUSAN MASALAH:
a. Apa sajakah zat-zat yang terkandung di pada limbah pabrik cksyucngr?
b. Mengapa tidak ada tanaman yang tumbuh di daerah yang tercemari oleh limbah pabrik cksyucngr?
c. Bagaimana peran serta penduduk setempat dalam menanggapi pencemaran dari limbah pabrik cksyucngr tersebut?
2.TUJUAN MASALAH.
Berisi kalimat pernyataan, bukan kalimat tanya. Berisi tentang tujuan yang berdasarkan dari rumusan-rumusan masalah. Biasanya, tujuan masalah juga ditulis/diketik berbentuk per point.
Contoh TUJUAN MASALAH:
a. Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di pada limbah pabrik cksyucngr.
b. Untuk mengetahui penyebab dari ketidakadaannya tanaman yang tumbuh di daerah yang tercemari oleh limbah pabrik cksyucngr.
c. Untuk mengetahui peran serta penduduk setempat dalam menanggapi pencemaran dari limbah pabrik cksyucngr.
3. PEMBATASAN MASALAH.
Kita perlu batas agar kita tidak keluar dari jalur. Sehingga, pembatasan masalah harus dilakukan agar kita tidak membahas masalah hingga terlalu jauh.
Contoh PEMBATASAN MASALAH:
Berdasarkan rumusan-rumusan masalah tersebut, hal yang menjadi prioritas utama masalah adalah mengenai kandungan-kandungan apa saja yang terdapat pada limbah cksyucngr. Oleh karena itu, permasalahan karya ilmiah ini dibatasi pada penelusuran mengenai kandungan-kandungan zat yang terkandung di dalam limbah cksyucngr.

=====================================================================
=====================================================================

10 tips cara mudah membuat rumusan masalah yang baik dan benar

Salam sobat 1000
Tulisan atau artikel mengenai cara menyusun makalah tentunya sudah banyak bertebaran di internet, tinggal ketik, search, dan selesai. Namun sejauh yang saya perhatikan hingga saat ini, kebanyakan artikel lebih kepada menulis sistimatika penulisan secara globalnya saja. Misalnya cara membuat makalah, cara menulis makalah, cara menyusun makalah, dan sebagainya. Dengan penjelasan yang umum, dan itu tidak ada salahnya. Jika ingin benar dalam penulisan makalah, hal yang paling ditekankan adalah patuhi sistimatika dosen atau guru yang memberikan tugas tersebut. Tapi apakah bisa jika hanya demikian saja? tentunya hal tersebut kembali kepada sobat sendiri. Dengan kata lain, saya menganjurkan agar sobat baca buku petunjuk sekolah, kampus, baru kemudian membaca sistimatika yang lain.
Bercerita mengenai cara menyusun makalah yang baik dan benar, memang menjadi masalah tersendiri jika sobat sebelumnya belum pernah, atau sudah pernah menulis, tapi masih ragu akan kebenarannya. 
Disini akan saya jelaskan terlebih dahulu mengenai hal yang paling pokok untuk langkah-langkah penyusunan makalah. Saya sebutkan makalah, yah karena makalah adalah hal yang paling banyak dikerjakan peserta didik saat ini. Kalau dulu seingat saya, anak SD cuma disuruh mengarang bebas, anak SMP disuruh menyusun tulisan dengan kliping, begitu juga dengan SMA. Artinya makalah di zaman saya hanya untuk anak "kuliahan" saja. 
Pertanyaan yang paling sering saya temui " apa beda makalah dan skripsi?"Perlu sobat ketahui bahwa makalah berbeda dengan skripsi dalam hal tingkat kesulitan, sistimatika penulisan, statistik jika diperlukan, dan sebagainya. Makalah yang umum biasanya berisi tentang tiga hal, yakni:
  1. Pendahuluan
  2. Bahasan teori
  3. Kesimpulan
Sedangkan skripsi yang umum biasanya berisi tentang :
  1. Pendahuluan
  2. Bahasan teori dan fakta (empirik) paling tidak mengandung 20 teori
  3. Metodologi penelitian. Minimal mengandung 3 metodologi penelitian, seperti uji validitas-realibilitas dengan korelasi, uji hipotesis, dan persentase keseluruhannya dengan kuadrat.
  4. Analisis Hasil penelitian
  5. Kesimpulan
Poin-poin yang saya tuliskan diatas kalau dalam sistimatikanya nanti disebut BAB. Misalnya BAB I, BAB II, dan BAB III jika dalam makalah. Sedangkan skripsi minimal 4 BAB
Ok sobat, cukup sudah basa-basinya. Sesuai dengan judul artikel ini, akan saya bahas mengenai langkah-langkah menentukan rumusan masalah. Rumusan masalah ini berguna sekali untuk menyusun makalah, skripsi, bahkan tesis dan desertasi. 
Jika sobat akan menyusun makalah, skripsi, atau lebih singkatnya karya ilmiah, hal pertama yang harus anda camkan adalah " JANGAN CARI JUDUL, TAPI CARI MASALAH". Masalah yang saya maksudkan adalah segala hal, mencakup hal yang negatif dan positif. Jika sobat sudah berhasil menentukan masalahnya, barulah nantinya sobat merumuskannya dalam perumusan masalah pada BAB I. Ingat ya? bahwa menentukan masalah merupakan hal terberat dalam menyusun karya ilmiah, hingga Prof.Sugiyono berpendapat jika masalah sudah ditentukan, maka 50% penelitian sobat sudah dapat dikategorikan selesai. Nah,, bagaimana caranya menentukan masalah?
Cara mencari dan menentukan masalah
Untuk menyusun karya ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, sobat perlu memahami poin ini. Menentukan masalah ada baiknya dari diri kita dulu, keluarga, tempat bekerja, lingkungan kita. Bisa dari hal positif dulu, kemudian cari negatifnya. Misalnya pendidikan kita, pendidikan keluarga kita, tingkat pendidikan ditempat kerja kita, pendidikan di lingkungan kita. Apa masalahnya? kenapa pendidikan tidak berjalan sesuai UU Pendidikan, perda, dan peraturan-peraturan yang lain? singkatnya lihat skema di bawah ini dalam hal pendidikan:
Skema perumusan masalah

  1. Masalah : pendidikan
  2. Negatif : Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini kurang efektif dan berkembang
  3. Positif : Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini sangat efektif dan berkembang
  4. Fokus masalah : Sistem pendidikan efektif atau tidak? Implementasinya bagaimana?
  5. Carilah Peraturan/perundangan tentang pendidikan, sistem pendidikan, dinas pendidikan, fasilitas pendidikan. Jika sudah ketemu, bandingkan dengan kondisi saat ini menurut sobat.
  6. Carilah isu pendidikan di media, mana yang terbaru, mana yang lama namun masih menjadi masalah berkepanjangan hingga saat ini.
  7. Carilah isu pendidikan di daerah anda. bagaimana perkembangannya? apa saja kelebihan dan kekurangannya? efektif atau tidak? bagaimana kondisi riil nya saat anda cek ke lapangan? faktanya seperti apa?
  8. Carilah sumber-sumber dari Buku, jurnal, skripsi, tesis, atau makalah yang lain. Hal ini tentunya sebagai masukan informasi bagi sobat. Jadi sebelum menyusun makalah, skripsi, atau tesis, ada baiknya sobat memperhitungkan sumber-sumber ini. Jika tidak, maka tulisan sobat nantinya akan menemukan kesulitan menemukan apa yang akan ditulis.
  9. Tentukan masalahnya. Apakah masalahnya negatif, atau positif. Misalnya anda menemukan masalah negatif dalam sistem pendidikan di daerah anda. Kalimatnya seperti A. Implementasi sistem pendidikan tidak efektif karena fasilitas gedung tidak mendukung B. Sistem pendidikan tidak efektif karena faktor kualitas SDM guru C. Sistem pendidikan tidak efektif karena tidak adanya dukungan yang cukup dari dinas pendidikan daerah anda D. Sistem pendidikan tidak efektif karena Minat masyarakat terhadap dunia pendidikan masih minim. 
  10. Buat rumusan masalah dengan pertimbangan poin 1 hingga poin 9. Buatlah rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya. Seperti bagaimana implementasi sistem pendidikan yang efektif? atau Seberapa besar pengaruh fasilitas terhadap efektifitas pendidikan? 
Ok, demikian yang dapat saya jelaskan. Maaf tulisan ini tanpa referensi, karena memang ini hanya sekedar nalar saya. Saya menulis ini berkaitan juga dengan tugas-tugas saya, sekaligus hal ihwal yang pernah saya alami. Saya secara pribadi lebih suka menyusun karya ilmiah jika memang masalahnya yang saya sukai, saya anggap nantinya akan mudah, saya anggap mudah menemukan referensinya, dan tentunya harus berdasarkan fakta dan teori.
======================================================================
======================================================================
 Rumusan masalah – Memang cukup krusial dalam sebuah penelitian ataupun makalah. Namun sebelum beranjak kepada contoh rumusan masalah, maka akan lebih baik kalau diketahui tentang rumusan masalah, pengertian rumusan masalah sehingga di masa mendatang tidak lagi kerepotan dalam membuat rumusan masalah sehingga tidak terpaku pada pencarian contoh rumusan masalah.

Pengertian Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam sebuah proposal penelitian adalah hal paling mendasar. Rumusan masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, kemudian akan dijawab dalam proses penelitian dan tertuang secara sistematis dalam laporan penelitian.
Semua bahasan dalam laporan penelitian, termasuk juga semua bahasan mengenai kerangka teori dan metodologi yang digunakan, semuanya mengacu pada perumusan masalah. Oleh karena itu, ia menjadi titik sentral. Disinilah fokus utama yang akan menentukan arah penelitian (Yenrizal, 2012).
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, di antaranya:
  • Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
  • Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa.”
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (Sugiyono).

Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a. Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Rumusan Masalah dapat Berupa Pernyataan ataupun Pertanyaan
Merumuskan masalah penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan (problem statement) dan juga dalam bentuk pertanyaan (research question).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
Petunjuk Menulis Rumusan Masalah PTK
Sebagaimana yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana (1997).
Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
  • masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;
  • rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain;
  • Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut (operasional).
Selain itu, Wardhani, dkk (2007) mengingatkan bahwa Rumusan Masalah harus dirumuskan secara operasional sehingga perbaikan pembelajaran saat PTK dilaksanakan dapat terarah. Wiriatmadja (2008) menyarankan agar terhapus keraguan bahwa guru telah benar-benar memfokuskan permasalahan untuk diteliti, ada baiknya guru melakukan diskusi dengan guru teman sejawat, atau meminta bantuan dosen LPTK yang telah terbiasa menggunakan model penelitian tindakan ini.

Contoh Rumusan Masalah Penelitian
1. Jenis Penelitian: PTK
Judul : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
Rumusan masalah:
a. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Listrik Dinamis?
b. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar fisika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Listrik Dinamis?
2. Penelitian : Pengembangan
Judul : Pengembangan LKS Fisika dengan Pendekatan SCL (Student Center Learning) pada Materi Optik.
Rumusan masalah :
a. Dibutuhkan LKS fisika yang disusun dengan pendekatan SCL (Student CenterLearning)
b. Bagaimanakah keefektifan LKS fisika yang disusun dengan pendekatan SCL (Student Center Learning) pada materi Optik sebagai sumber belajar alternatif bagi siswa SMA Kelas X?
3. Penelitian : Eksperimen
Judul: Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pokok Fluida Kelas XI SMA.
Rumusan masalah:
a. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok fluida kelas XI SMA?
b. Manakah hasil belajar fisika yang lebih tinggi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok fluida kelas XI SMA?





Jumat, 13 Mei 2016

Long Range Bluetooth


Product Description

Bluetooth USB Adapter Class 1 Long Range – LM540

The LM540 Long Range Bluetooth USB Adapter has a range of 800m when connected with a 2dbi Antenna

eaton-dorney-olympic-rowing-club-testTo confirm and prove the real-world performance of the adapter, LM Technologies tested the LM540 – Long Range Bluetooth USB Adapter at the Eaton Dorney Olympic Rowing Club, as it offered a 2km flat open space in which to conduct accurate testing. As the site had been used as a part of the 2012 Olympics it continues to feature Olympic-class distance markers laid-out every 100m.
By connecting two LM540 – Long Range Bluetooth USB Adapter’s LM performed tests on device discovery (device searching), device pairing along with connection and re-connection, for each of the 100m distance markers. An additional GPS reading was taken from each of the locations where a connection was dropped and a reconnection was not possible.
The environment on the test day was favourable; clear (somewhat murky) with good visibility and low winds, aiding in the achievement of the distances recorded. Bluetooth is extremely environmentally sensitive and therefore although LM was additionally able to replicate its results on a separate test date, weather conditions that offer a less helpful environment would make it highly unlikely to achieve the full distance obtained in tests performed on ‘ideal’ days.
In an effort to best guide and advise customers, LM Technologies provides a rough link budget calculator that helps in promoting an understanding of the effect various obstacles may have on a wireless signal. Please note that this calculator is extremely rough and theoretical and should not be used as a real calculation of achievable distance; LM always recommends a real-world trial of wireless products to determine achievable distance and bit-rates: Wireless Link-Budget Calculator

Brief Specification / Antenna Selection

The LM540 – Long Range Bluetooth 2.1 + EDR USB Adapter without antenna offers 15dbm output and, therefore, in order to continue to comply within EU and US standard radio emissions requirements it is advised to chose an antenna with no more than a 5dBi rating. The LM540 – Long Range Bluetooth USB Adapter is packaged with a 2dBi antenna which should be sufficient for most applications.
The LM540 – Long Range Bluetooth USB Adapter supports both standard Windows and Linux BlueZ stacks, however LM also offers the adapter with the option of an Embedded IVT key, enabling support for the IVT Bluesoleil Bluetooth Stack, allowing for fast and simple connection to a Windows PC, along with support for the a range of profiles listed below:
  • AVRCP, GAP, PAN, LAN, DUN, HID, FAX, SYNC FTP, HCRP, BIP, GEOP, SDAP, OPP, SPP, HSP/HFP, A2DP
  • When used with IVT Bluesoleil IVT v8.x Software.
To check that an adapter was purchased with IVT embedded key please see our Wiki:
Wiki: LM540 IVT Bluesoleil License Problem
Bluetooth USB Adapter Class 1 Long Range – LM540 works as a plug-and-play device with Windows 98, XP, Vista, 7, 8, 8.1 and Linux when using Blue Z and Blue Z drivers.

Long Range Bluetooth?

Dont Use long range bluetooth transmitters ... Why???

Many Bluetooth manufacturers will talk about how their devices can reach distances of 250m, 1km, and up to 16 kilometre, don’t be fooled! To understand why, you firstly need to know some basics...

Three Types of Bluetooth
The Bluetooth standard has three classes of radio: Class one, two and three. Class three is rarely used and only travels a short distance, Class two communicated up to 10m (most phones are class two) and Class one can transmit up to 100m (Huetouch Max, Xtra and Lite are all Class one).

Importantly a single Class one transmitter can only server up to 7 simultaneous connections i.e. talk to 7 phones, therefore a Huetouch Lite with one class one transmitter can communicate or download to 7 phones at once where as the Max can communicate to 21 phones as it has three transmitters, this capacity issue is key to understanding effective Bluetooth Marketing.

How do you get more than 10m?
However if you couple a class one device with a class two device, you can effectively increase the range of the class two device from 10m to up to a maximum of 30 meters for most phones. You can NOT reach any further than this as the RF power output from a phone is simply too low to be able to communicate back. Bluetooth Marketing is a two way conversation as the sending device needs acknowledgment from the users phone for: permission to send or ignore; the phone type and for file transfer checking to ensure the actual message has been delivered correctly. 30m is the maximum effective communications range.

Only with directional high gain antenna could any further distance be reached but the “beam” of Bluetooth would be focused into a tiny directional beam, that a phone would have to be in the exact location the antenna was pointing to communicate with it, most Bluetooth Marketing relies on reaching phones anywhere in the Zones proximity.

Don't break the Law!
In addition in the EU there are strict wireless laws governed by the “Radio Equipment and Telecommunications Terminal Equipment Directive” many high power transmitters from the US and other countries are simply illegal to use in Europe.

Despite the fact that simple physics makes Bluetooth Marketing to phones over distance impossible there still remains many fundamental flaws with the idea of boosting range. Imagine you could build a magic Bluetooth box that could communicate for 1000m or even 1800m to phones and imagine the phones had huge antennas and power supplies strong enough to talk back; the system would still not work. This goes back to the capacity issue highlighted earlier; if you could reach every phone in a 1000m radius your Bluetooth device simply would not have enough capacity to serve them all. Its like having a super-long network cable and running it to every home with a PC within a kilometre. The communications traffic would stop! the network would grind to a halt because there would simply be to many devices to serve. Ultimately you can only serve 21 phones at once from a Bluetooth Zone, no matter how big the Zone is.

So how can you reach more phones over larger distances?
Only through networking Zones together, with the Huetouch product range “30 Meter Zones” can be connected together giving a blanket coverage of Bluetooth Zones over any distance which importantly will have enough capacity to server the majority of phones in the area without becoming oversubscribed. Just like in computing, in the early days people believed one super computer would calculate everything just as they now believe one Bluetooth box might reach all phones, in actuality computing power increase by adding many millions of individual PC’s together on the internet, the same is true with Bluetooth networking. Many single “Zones” can be linked together to provide maximum capacity to communicate with phones over large distances. Size isn’t everything, capacity coverage is, this is the secret so successful large range Bluetooth Networking.

Pengikut

Arsip Blog