Rabu, 20 Desember 2017

Sabtu, 16 Desember 2017

Rabu, 13 Desember 2017

Minggu, 02 Juli 2017

Kerokan


Kerokan 

Banyak orang modern menyangka kerokan gak bagus sebab bisa merusak jaringan kulit dan sederet minus lainnya. Tapi, pada kurun 2003-2005, seorang profesor dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bernama Didik Gunawan Tamtomo sudah meneliti soal kerokan ini. Hasilnya mengejutkan! Kerokan memiliki banyak manfaat yang tak diduga. Apa saja manfaat tersebut? Simak uraian berikut ini, yuk.

1. Manfaat pertama yakni kerokan ternyata tidak merusak kulit. Dari penelitian Profesor Didik, kerokan hanya memperlebar pembuluh darah namun tidak membuatnya pecah. Pelebaran pembuluh darah ini berfungsi untuk membuat aliran darah lancar. Selain itu bisa menambah oksigen dalam darah. Mirip banget deh kayak luluran di salon.

2. Meningkatkan endorfin atau rasa rileks. Orang yang habis kerokan kadar endorfinnya naik secara signifikan. Ini membuat seseorang makin nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat. Wuih, canggih abis nih kerokan.

3. Kadar prostaglandin turun. Prostaglandin merupakan zat yang bisa menyebabkan nyeri otot. Jelas dong jika zat ini turun maka nyeri otot pun berkurang. Badan terasa lebih baik setelah dikerok.
Nah, itu tadi 3 manfaat kerokan yang luar biasa. Jadi gak usah ragu-ragu, ya guys. Kalau badanmu sedang meriang, langsung minta kerokin ibumu. Apalagi sentuhan ibu pasti punya andil membuat penyakit tubuhmu pergi. Coba, yuk. (copas dari blog bintang)


Rabu, 31 Mei 2017

Beall's List 2017




Potential, possible, or probable predatory scholarly open‑access publishers
This is a list of questionable, scholarly open-access publishers. We recommend that scholars read the available reviews, assessments and descriptions provided here, and then decide for themselves whether they want to submit articles, serve as editors or on editorial boards.  In a few cases, non-open access publishers whose practices match those of predatory publishers have been added to the list as well. The criteria for determining predatory publishers are here.
​We hope that tenure and promotion committees can also decide for themselves how importantly or not to rate articles published in these journals in the context of their own institutional standards and/or geocultural locus.  We emphasize that journal publishers and journals change in their business and editorial practices over time. This list is kept up-to-date to the best extent possible but may not reflect sudden, unreported, or unknown enhancements.

Last updated December 31, 2016

Pengikut

Arsip Blog