Research?
Cara Membuat Rumusan Masalah
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif.
Adapun langkah – langkah dalam membuat suatu rumusan masalah adalah sebagai berikut :
- Menulis Rumusan Masalah Sendiri. Jelaskan keadaan “ideal”. Ada banyak cara yang berbeda untuk menulis rumusan masalah — beberapa sumber referensi merekomendasikan untuk langsung membahas masalah itu sendiri, sementara sumber lainnya merekomendasikan memberikan konteks latar belakang terlebih dahulu agar masalah (dan solusinya) lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca. Jika Anda begitu tidak yakin bagaimana harus memulai, pilihlah opsi kedua. Walaupun keringkasan adalah sesuatu yang harus ditujukan oleh setiap tulisan yang praktis, pemahaman yang baik lebih penting lagi. Mulailah dengan menjelaskan bagaimana seharusnya hal-hal bekerja. Sebelum Anda menyebutkan masalah Anda, jelaskan dalam beberapa kalimat bagaimana berlangsungnya hal-hal jika tidak ada masalah.
- Pertanggungjawabkan pernyataan Anda. Tidak peduli berapa banyak uang yang Anda klaim dikuras masalah Anda terhadap perusahaan Anda, jika Anda tidak dapat mempertanggungjawabkan klaim Anda dengan bukti yang masuk akal, Anda mungkin tidak dianggap serius. Segera setelah Anda mulai membuat klaim spesifik tentang seberapa serius masalah Anda, Anda harus mulai mendukung pernyataan Anda dengan bukti. Dalam beberapa kasus, ini mungkin dari penelitian Anda sendiri, dari data dari penelitian atau proyek terkait, atau bahkan dari sumber pihak ketiga terkemuka.
- Usulkan solusi. Ketika Anda sudah menjelaskan apa masalahnya dan mengapa begitu penting, lanjutkan menjelaskan bagaimana Anda mengusulkan untuk mengurusnya. Seperti dengan pernyataan awal dari masalah Anda, penjelasan solusi Anda harus ditulis agar sejelas dan seringkas mungkin. Tetaplah pada konsep-konsep besar, penting, konkret dan tinggalkan rincian kecil untuk nanti — Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk masuk ke setiap aspek kecil dari solusi yang Anda usulkan dalam badan proposal Anda.
- Jelaskan manfaat dari solusi. Sekali lagi, sekarang Anda sudah memberitahu pembaca Anda apa yang harus dilakukan soal masalah ini, ide yang sangat baik adalah menjelaskan mengapa solusi ini adalah ide yang baik. Karena bisnis selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan mendapatkan lebih banyak uang, Anda akan ingin fokus terutama pada dampak keuangan dari solusi Anda — biaya yang mana yang akan terkurangi, bentuk-bentuk baru dari pendapatan yang bagaimana yang akan dihasilkan, dan sebagainya. Anda juga bisa menjelaskan manfaat non-nyata, seperti kepuasan pelanggan yang meningkat, tetapi penjelasan total tidak boleh lebih panjang dari beberapa kalimat untuk satu paragraf.
- Simpulkan dengan meringkas masalah dan solusi. Setelah Anda telah mempresentasikan visi ideal untuk perusahaan Anda, mengidentifikasi masalah yang menhalangi Anda dari mencapai idealisme ini, dan menyarankan solusi, Anda hampir selesai. Yang tersisa untuk dilakukan adalah menyimpulkan dengan ringkasan argumen utama Anda yang memungkinkan Anda dengan mudah transisi ke dalam tubuh utama dari proposal Anda. Tidak perlu untuk membuat kesimpulan ini lagi daripada yang seperlunya — cobalah untuk menyatakan, hanya dalam beberapa kalimat, inti dasar dari apa yang telah dijelaskan dalam pernyataan masalah Anda dan pendekatan yang Anda niatkan untuk diambil dalam badan artikel.
- Ingat “lima W”. Rumusan masalah harus seinformatif mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin, tetapi tidak harus menyelidiki rincian kecil. Jika Anda pernah ragu-ragu tentang apa yang harus disertakan dalam rumusan masalah Anda, ide yang cerdas adalah mencoba untuk menjawab lima W (siapa/who, apa/what, di mana/where, kapan/when, dan mengapa/why), plus bagaimana/how. Mengatasi lima W memberikan pembaca Anda pengetahuan tingkat dasar yang baik untuk memahami masalah dan solusi tanpa merantau ke tingkat detail yang tidak perlu.
- Selalu mengoreksi kesalahan. Ini merupakan keharusan untuk semua bentuk tulisan yang serius — tidak ada draft pertama sepanjang sejarah yang tidak bisa memperoleh keuntungan dari mata yang hati-hati dan dari pengkoreksi yang baik. Setelah Anda menyelesaikan rumusan masalah Anda, bacalah dengan cepat. Apakah “alurnya” tampak benar? Apakah menyajikan ide-idenya dengan koheren? Apakah tampaknya teratur dengan logis? Jika tidak, buat perubahan ini sekarang. Saat Anda akhirnya puas dengan struktur rumusan masalah Anda, periksa ejaan, tata bahasa, dan kesalahan format.
Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
- Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
- Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
- Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
- Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
- Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
- Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
- Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
- Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
- Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
- Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
- Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:
- Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
- Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
- Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
- Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
Artikel lain:
http://www.maribelajarbk.web.id/2015/04/contoh-rumusan-masalah-karya-ilmiah.html
====================================================================
====================================================================
PERBEDAAN RUMUSAN MASALAH, TUJUAN MASALAH DAN PEMBATASAN MASALAH
1. RUMUSAN MASALAH.
Terdiri dari kalimat tanya dan biasanya ditulis/diketik berbentuk per point, berisi tentang hal-hal yang "dicuragai".
Contoh RUMUSAN MASALAH:
a. Apa sajakah zat-zat yang terkandung di pada limbah pabrik cksyucngr?
b. Mengapa tidak ada tanaman yang tumbuh di daerah yang tercemari oleh limbah pabrik cksyucngr?
c. Bagaimana peran serta penduduk setempat dalam menanggapi pencemaran dari limbah pabrik cksyucngr tersebut?
2.TUJUAN MASALAH.
Berisi kalimat pernyataan, bukan kalimat tanya. Berisi tentang tujuan yang berdasarkan dari rumusan-rumusan masalah. Biasanya, tujuan masalah juga ditulis/diketik berbentuk per point.
Contoh TUJUAN MASALAH:
a. Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di pada limbah pabrik cksyucngr.
b. Untuk mengetahui penyebab dari ketidakadaannya tanaman yang tumbuh di daerah yang tercemari oleh limbah pabrik cksyucngr.
c. Untuk mengetahui peran serta penduduk setempat dalam menanggapi pencemaran dari limbah pabrik cksyucngr.
3. PEMBATASAN MASALAH.
Kita perlu batas agar kita tidak keluar dari jalur. Sehingga, pembatasan masalah harus dilakukan agar kita tidak membahas masalah hingga terlalu jauh.
Contoh PEMBATASAN MASALAH:
Berdasarkan rumusan-rumusan masalah tersebut, hal yang menjadi prioritas utama masalah adalah mengenai kandungan-kandungan apa saja yang terdapat pada limbah cksyucngr. Oleh karena itu, permasalahan karya ilmiah ini dibatasi pada penelusuran mengenai kandungan-kandungan zat yang terkandung di dalam limbah cksyucngr.
=====================================================================
=====================================================================
10 tips cara mudah membuat rumusan masalah yang baik dan benar
Salam sobat 1000
Tulisan atau artikel mengenai cara menyusun makalah tentunya sudah
banyak bertebaran di internet, tinggal ketik, search, dan selesai. Namun
sejauh yang saya perhatikan hingga saat ini, kebanyakan artikel lebih
kepada menulis sistimatika penulisan secara globalnya saja. Misalnya
cara membuat makalah, cara menulis makalah, cara menyusun makalah, dan
sebagainya. Dengan penjelasan yang umum, dan itu tidak ada salahnya.
Jika ingin benar dalam penulisan makalah, hal yang paling ditekankan
adalah patuhi sistimatika dosen atau guru yang memberikan tugas
tersebut. Tapi apakah bisa jika hanya demikian saja? tentunya hal
tersebut kembali kepada sobat sendiri. Dengan kata lain, saya
menganjurkan agar sobat baca buku petunjuk sekolah, kampus, baru
kemudian membaca sistimatika yang lain.
Bercerita mengenai cara menyusun makalah yang baik dan benar, memang
menjadi masalah tersendiri jika sobat sebelumnya belum pernah, atau
sudah pernah menulis, tapi masih ragu akan kebenarannya.
Disini akan saya jelaskan terlebih dahulu mengenai hal yang paling pokok
untuk langkah-langkah penyusunan makalah. Saya sebutkan makalah, yah
karena makalah adalah hal yang paling banyak dikerjakan peserta didik
saat ini. Kalau dulu seingat saya, anak SD cuma disuruh mengarang bebas,
anak SMP disuruh menyusun tulisan dengan kliping, begitu juga dengan
SMA. Artinya makalah di zaman saya hanya untuk anak "kuliahan" saja.
Pertanyaan yang paling sering saya temui " apa beda makalah dan
skripsi?"Perlu sobat ketahui bahwa makalah berbeda dengan skripsi dalam
hal tingkat kesulitan, sistimatika penulisan, statistik jika diperlukan,
dan sebagainya. Makalah yang umum biasanya berisi tentang tiga hal,
yakni:
- Pendahuluan
- Bahasan teori
- Kesimpulan
Sedangkan skripsi yang umum biasanya berisi tentang :
- Pendahuluan
- Bahasan teori dan fakta (empirik) paling tidak mengandung 20 teori
- Metodologi penelitian. Minimal mengandung 3 metodologi penelitian, seperti uji validitas-realibilitas dengan korelasi, uji hipotesis, dan persentase keseluruhannya dengan kuadrat.
- Analisis Hasil penelitian
- Kesimpulan
Poin-poin yang saya tuliskan diatas kalau dalam sistimatikanya nanti disebut BAB. Misalnya BAB I, BAB II, dan BAB III jika dalam makalah. Sedangkan skripsi minimal 4 BAB.
Ok sobat, cukup sudah basa-basinya. Sesuai dengan judul artikel ini,
akan saya bahas mengenai langkah-langkah menentukan rumusan masalah.
Rumusan masalah ini berguna sekali untuk menyusun makalah, skripsi,
bahkan tesis dan desertasi.
Jika sobat akan menyusun makalah, skripsi, atau lebih singkatnya karya ilmiah, hal pertama yang harus anda camkan adalah " JANGAN CARI JUDUL, TAPI CARI MASALAH".
Masalah yang saya maksudkan adalah segala hal, mencakup hal yang
negatif dan positif. Jika sobat sudah berhasil menentukan masalahnya,
barulah nantinya sobat merumuskannya dalam perumusan masalah pada BAB I.
Ingat ya? bahwa menentukan masalah merupakan hal terberat dalam
menyusun karya ilmiah, hingga Prof.Sugiyono berpendapat jika masalah
sudah ditentukan, maka 50% penelitian sobat sudah dapat dikategorikan
selesai. Nah,, bagaimana caranya menentukan masalah?
Cara mencari dan menentukan masalah
Untuk menyusun karya ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, sobat perlu
memahami poin ini. Menentukan masalah ada baiknya dari diri kita dulu,
keluarga, tempat bekerja, lingkungan kita. Bisa dari hal positif dulu,
kemudian cari negatifnya. Misalnya pendidikan kita, pendidikan keluarga
kita, tingkat pendidikan ditempat kerja kita, pendidikan di lingkungan
kita. Apa masalahnya? kenapa pendidikan tidak berjalan sesuai UU
Pendidikan, perda, dan peraturan-peraturan yang lain? singkatnya lihat
skema di bawah ini dalam hal pendidikan:
======================================================================
======================================================================
Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a. Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Rumusan Masalah dapat Berupa Pernyataan ataupun Pertanyaan
Merumuskan masalah penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan (problem statement) dan juga dalam bentuk pertanyaan (research question).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
Petunjuk Menulis Rumusan Masalah PTK
Sebagaimana yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana (1997).
Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
Contoh Rumusan Masalah Penelitian
1. Jenis Penelitian: PTK
Judul : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
Skema perumusan masalah |
- Masalah : pendidikan
- Negatif : Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini kurang efektif dan berkembang
- Positif : Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini sangat efektif dan berkembang
- Fokus masalah : Sistem pendidikan efektif atau tidak? Implementasinya bagaimana?
- Carilah Peraturan/perundangan tentang pendidikan, sistem pendidikan, dinas pendidikan, fasilitas pendidikan. Jika sudah ketemu, bandingkan dengan kondisi saat ini menurut sobat.
- Carilah isu pendidikan di media, mana yang terbaru, mana yang lama namun masih menjadi masalah berkepanjangan hingga saat ini.
- Carilah isu pendidikan di daerah anda. bagaimana perkembangannya? apa saja kelebihan dan kekurangannya? efektif atau tidak? bagaimana kondisi riil nya saat anda cek ke lapangan? faktanya seperti apa?
- Carilah sumber-sumber dari Buku, jurnal, skripsi, tesis, atau makalah yang lain. Hal ini tentunya sebagai masukan informasi bagi sobat. Jadi sebelum menyusun makalah, skripsi, atau tesis, ada baiknya sobat memperhitungkan sumber-sumber ini. Jika tidak, maka tulisan sobat nantinya akan menemukan kesulitan menemukan apa yang akan ditulis.
- Tentukan masalahnya. Apakah masalahnya negatif, atau positif. Misalnya anda menemukan masalah negatif dalam sistem pendidikan di daerah anda. Kalimatnya seperti A. Implementasi sistem pendidikan tidak efektif karena fasilitas gedung tidak mendukung B. Sistem pendidikan tidak efektif karena faktor kualitas SDM guru C. Sistem pendidikan tidak efektif karena tidak adanya dukungan yang cukup dari dinas pendidikan daerah anda D. Sistem pendidikan tidak efektif karena Minat masyarakat terhadap dunia pendidikan masih minim.
- Buat rumusan masalah dengan pertimbangan poin 1 hingga poin 9. Buatlah rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya. Seperti bagaimana implementasi sistem pendidikan yang efektif? atau Seberapa besar pengaruh fasilitas terhadap efektifitas pendidikan?
======================================================================
======================================================================
Rumusan masalah – Memang
cukup krusial dalam sebuah penelitian ataupun makalah. Namun sebelum
beranjak kepada contoh rumusan masalah, maka akan lebih baik kalau
diketahui tentang rumusan masalah, pengertian rumusan masalah sehingga
di masa mendatang tidak lagi kerepotan dalam membuat rumusan masalah
sehingga tidak terpaku pada pencarian contoh rumusan masalah.
Pengertian Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam sebuah proposal
penelitian adalah hal paling mendasar. Rumusan masalah akan menjadi
penentu apa bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, kemudian
akan dijawab dalam proses penelitian dan tertuang secara sistematis
dalam laporan penelitian.
Semua bahasan dalam laporan penelitian,
termasuk juga semua bahasan mengenai kerangka teori dan metodologi yang
digunakan, semuanya mengacu pada perumusan masalah. Oleh karena itu, ia
menjadi titik sentral. Disinilah fokus utama yang akan menentukan arah
penelitian (Yenrizal, 2012).
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, di antaranya:
- Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
- Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa.”
Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a. Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Rumusan Masalah dapat Berupa Pernyataan ataupun Pertanyaan
Merumuskan masalah penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan (problem statement) dan juga dalam bentuk pertanyaan (research question).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
Petunjuk Menulis Rumusan Masalah PTK
Sebagaimana yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana (1997).
Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
- masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;
- rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain;
- Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut (operasional).
Contoh Rumusan Masalah Penelitian
1. Jenis Penelitian: PTK
Judul : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
Rumusan masalah:
a. Bagaimanakah peningkatan aktivitas
belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw pada materi pokok Listrik Dinamis?
b. Bagaimanakah peningkatan hasil
belajar fisika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw pada materi pokok Listrik Dinamis?
2. Penelitian : Pengembangan
Judul : Pengembangan LKS Fisika dengan Pendekatan SCL (Student Center Learning) pada Materi Optik.
Judul : Pengembangan LKS Fisika dengan Pendekatan SCL (Student Center Learning) pada Materi Optik.
Rumusan masalah :
a. Dibutuhkan LKS fisika yang disusun dengan pendekatan SCL (Student CenterLearning)
b. Bagaimanakah keefektifan LKS
fisika yang disusun dengan pendekatan SCL (Student Center Learning) pada
materi Optik sebagai sumber belajar alternatif bagi siswa SMA Kelas X?
3. Penelitian : Eksperimen
Judul: Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pokok Fluida Kelas XI SMA.
Judul: Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pokok Fluida Kelas XI SMA.
Rumusan masalah:
a. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok fluida kelas XI SMA?
a. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok fluida kelas XI SMA?
b. Manakah hasil belajar fisika yang
lebih tinggi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran
berbasis masalah pada materi pokok fluida kelas XI SMA?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar