SISTEM KONTROL OTOMATIS KETINGGIAN AIR BAK
Cara Kerja
1. Asumsikan BAK dalam kondisi penuh,
ketinggian air dalam BAK mencapai titik MAX, dimana
air berhenti mengalir karena PENYETOP bekerja menutup aliran air dalam PIPA. Dalam kondisi
ini , BOLA
APUNG dalam posisi mengapung pada titik tertinggi, dan itu disebut
sebagai posisi
titik MAX.
2. Akibat pemakaian dimana KERAN dibuka,
misal untuk cuci tangan , mandi, maka AIR alam BAK
akan berkurang. Dalam kondisi
ini , BOLA APUNG akan turun mengikuti ketinggian
AIR yang
surut.
3. BOLA APUNG akan menarik PENYETOP keatas , melalui TALI
dan KATROL
Karena PENYETOP naik , maka AIR
dari dalam PIPA akan otomatis mengalir kedalam BAK,
dan
BOLA
APUNG mulai terangkat keatas. Dalam kondisi ini PENYETOP
akan turun, dan sedikit
demi sedikit menghentikan AIR mengalir dari PIPA
4. BOLA APUNG akan kembali mencapai
titik tertinggi atau titik MAX, ketika PENYETOP
menghentikan seluruh aliran
air dari PIPA,
Dalam kondisi ini, AIR dalam BAK akan berada pada
titik penuh kembali.
Keterangan:
1. Sistem
Kontrol otomatis diatas merupakan jenis sistem kontrol CLOSED LOOP (loop
tertutup) atau lebih dikenal dengan FEEDBACK CONTROL SYSTEM (sistem kontrol
dengan umpan balik).
2.
1. (r) adalah input-signal dari sistem , sinyal
(r) ini berfungsi sebagai referensi bagi
sistem, agar
output sistem (c) = controlled variable , yaitu ketinggian air
tercapai sesuai dengan yang
diinginkan.
Contoh: input dari sistem (r) di
atas bertujuan agar air bak (c)
dalam posisi MAX (penuh).
2. Seandainya air bak masih dalam posisi setengah
penuh, artinya output (c) belum mencapai MAX.
3. Dalam kondisi ini, FEEDBACK ELEMENT (katrol dan
tali) , akan menghasilkan sinyal yang
disebut sinyal umpan balik (b).
4. Sinyal Umpan balik (b) ini berlawanan fasa, dengan sinyal input (r). sehingga dalam hal
ini sinyal
(r) diberi tanda (+) dan sinyal (b) diberi tanda (-).
5. Makna dari + dan – diatas adalah, Jika aliran air masih terlalu kecil , maka pengendali
harus
berusaha menambah besar aliran airnya. Sebaliknyaj jika aliran air terlalu
besar, maka pengendali
yang dalam hal ini adalah PENYETOP, harus berusaha
mengecilkan aliran tersebut.
6. e = r – b , error-signal (e) , adalah selisih
antara sinyal referensi (r) dengan sinyal feedback (b)
Artinya: ketika
output yang dihasilkan sistem, masih jauh dari input atau referensi yang
diinginkan,
maka error-signal (e) masih masih cenderung bernilai besar.
7. Error-signal (e) ini merupakan sinyal input bagi
kontroler, yang artinya seberapa besar control-
signal (m) yang akan dilakukan oleh kontroler, sangat
tergantung dari besar kecilnya sinyal (e) ini.
Contoh:Dalam hal ini jika air
masih jauh dari MAX, maka error-signal (e) besar, artinya tingkatan
kontrol
akan besar pula, dalam hal ini PENYETOP akan terbuka lebar sehingga aliran air
dari pipa
ke bak, akan besar dan deras. Sebaliknya jika air sudah mendekati
MAX, maka error-signal (e)
mengecil, dan
control-signal (m) melemah yang artinya PENYETOP memperkecil debit air
yang
masuk dari pipa ke bak.
2. Jika Air bak sudah penuh, MAX sudah tercapai,
maka , feedback-signal (b) akan sama besar dengan
reference-signal (r),
sehingga error-signal = 0 , m = tidak berubah lagi, sehingga PENYETOP akan
menutup total aliran
air pipa menuju bak. Finish (TW
Wisjhnuadji – Technology Associates)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar