Kamis, 11 Juni 2020

Kontrol Otomatis Level Air dalam Bak

SISTEM KONTROL OTOMATIS KETINGGIAN AIR  BAK

Cara Kerja

1. Asumsikan BAK dalam kondisi penuh, ketinggian air dalam BAK mencapai titik MAX,  dimana 
    air berhenti mengalir karena PENYETOP bekerja menutup aliran air dalam PIPA. Dalam kondisi 
    ini ,  BOLA APUNG dalam posisi mengapung pada titik tertinggi, dan itu disebut sebagai posisi 
    titik MAX.
  
2. Akibat pemakaian dimana KERAN dibuka, misal untuk cuci tangan , mandi, maka AIR alam BAK
    akan berkurang. Dalam kondisi ini , BOLA APUNG akan turun mengikuti ketinggian AIR yang 
    surut.
  
3. BOLA APUNG akan menarik PENYETOP keatas , melalui TALI dan KATROL
    Karena PENYETOP naik , maka AIR dari dalam PIPA akan otomatis  mengalir kedalam BAK, dan
    BOLA APUNG mulai terangkat keatas. Dalam kondisi ini PENYETOP akan turun, dan sedikit 
    demi sedikit menghentikan AIR mengalir dari PIPA

4. BOLA APUNG akan kembali mencapai titik tertinggi atau titik MAX, ketika PENYETOP
    menghentikan seluruh aliran air dari  PIPA, Dalam kondisi ini, AIR dalam BAK akan berada pada 
    titik penuh kembali.

Keterangan:
1.      Sistem Kontrol otomatis diatas merupakan jenis sistem kontrol CLOSED LOOP (loop tertutup) atau lebih dikenal dengan FEEDBACK CONTROL SYSTEM (sistem kontrol dengan umpan balik).
2.      




1.   (r)  adalah input-signal dari sistem , sinyal (r)  ini berfungsi sebagai referensi bagi sistem, agar 
     output sistem (c) = controlled variable , yaitu ketinggian air tercapai sesuai dengan yang 
     diinginkan. 
     Contoh:  input dari sistem (r) di atas bertujuan agar  air bak (c) dalam  posisi MAX (penuh).

2.  Seandainya air bak masih dalam posisi  setengah penuh, artinya output (c) belum mencapai MAX.

3. Dalam kondisi ini, FEEDBACK ELEMENT (katrol dan tali) , akan menghasilkan sinyal yang 
    disebut sinyal umpan balik (b).

4.  Sinyal Umpan balik (b) ini berlawanan fasa, dengan sinyal input (r). sehingga dalam hal ini sinyal 
    (r) diberi tanda (+) dan sinyal (b) diberi tanda (-).

5. Makna dari + dan – diatas adalah, Jika  aliran air masih terlalu kecil , maka pengendali harus 
   berusaha menambah besar aliran airnya. Sebaliknyaj jika aliran air terlalu besar, maka pengendali 
   yang dalam hal ini adalah PENYETOP, harus berusaha mengecilkan aliran tersebut. 

6.  e = r – b , error-signal (e) , adalah selisih antara sinyal referensi (r) dengan sinyal feedback (b)
   Artinya: ketika output yang dihasilkan sistem, masih jauh dari input atau referensi yang diinginkan, 
   maka error-signal (e) masih masih cenderung bernilai besar.

7. Error-signal (e) ini merupakan sinyal input bagi kontroler, yang artinya seberapa besar control-
    signal  (m) yang akan dilakukan oleh kontroler, sangat tergantung dari besar kecilnya sinyal (e) ini.

  Contoh:Dalam hal ini jika air masih jauh dari MAX, maka error-signal (e) besar, artinya tingkatan    
  kontrol akan besar pula, dalam hal ini PENYETOP akan terbuka lebar sehingga aliran air dari pipa 
  ke bak, akan besar dan deras. Sebaliknya jika air sudah mendekati MAX, maka error-signal (e) 
  mengecil, dan  control-signal (m) melemah yang artinya PENYETOP memperkecil debit air yang 
  masuk dari pipa ke bak.
2.          Jika Air bak sudah penuh, MAX sudah tercapai, maka , feedback-signal (b) akan sama besar dengan 
        reference-signal (r), sehingga error-signal = 0 , m = tidak berubah lagi,  sehingga PENYETOP akan  
        menutup total aliran air pipa menuju bak. Finish (TW Wisjhnuadji – Technology Associates)
























Pengikut

Arsip Blog